Sabtu, 27 Juni 2015

Al-Bayyinah (10 Ramadhan 1463H) by: N Fajri A

  Kenapa umat saat ini terpecah belah? Ini terjadi di kaum Yahudi dan Nashrani di masa silam. Umat Islam pun berpecah belah karena ajaran mereka yang tidak mau bersesuaian dengan ajaran Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam– dan para sahabat. Tetapi masing-masing mementingkan ego golongannya. Mereka kedepankan pendapat kelompok atau madzhabnya dibandingkan mengedepankan ajaran Rasul. Itulah sebab utama terpecah belahnya umat saat ini. Kita dapat mengambil pelajaran ini dari tafsir surat Al Bayyinah yang dibahas kali ini.
 
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu

Ikhwah fillah yang selalu dalam lindungan Allah SWT . Yang saya sayangi dan saya cintai karena Allah . Pada malam ini sebagai mana jadwal para petinggiAngkatan kita telah menjadwalkan kultum untuk kegiatan kita . Untuk senantiasa menjalankan fasilitas grub untuk menjadi lebih bermanfaat . Dan tidak mengacu pada ucapan atau kegiatan yang menjadi sia sia atau yang tidak ada manfaatnya bagi kita semua .
Sebagai mana yang telah di jadwal , saya akan membahas tafsiran dari surah al bayyinnah .
   Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: “Rasulullah saw. Bersabda kepada Ubay binKa’ab: “Sesungguhnya Allah menyuruhku untuk membacakan kepadamu, “lam yakunilladziinakafaruu min aHlil kitaabi”. Ubay bertanya: ‘Dia menyebut namaku kepdamu?’ Beliau menjawab: ‘Ya.’ Maka Ubay pun menangis.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i.“1. orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, 2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran), 3. di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus. 4. dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. 5.Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah: 1-5)Yang dimaksud ayat diatas tentang Ahli kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dan yang dimaksud dengan orang-orang musyrik adalah para penyembah berhala dan api, baik dari masyarakat Arab maupun non Arab. Mujahid mengatakan bahwamereka tidak akan berhenti sehingga kebenaran tampak jelas di hadapan mereka.(“Sehingga dating kepada mereka bukti yang nyata.”) yaitu al-Qur’an ini. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: (“Orang-orang kafir, yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik [mengatakan bahwamereka] tidak akan meninggalkan [agamanya] sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata”) kemudian Allah Ta’ala menafsirkan bukti tersebut melalui firman-Nya: (“Yaitu seorang Rasul dari Allah yang membacakan lembaran yang disucikan [al-Qur’an]”) yakni Muhammad saw. Dan al-Qur’an yang beliau bacakan, yang sudah tertulis di Mala-ul A’la di dalam lembaran-lembaran yang disucikan.Dan firman Allah Ta’ala: (“Di dalamnya terdapat [isi] Kitab-kitab yang lurus.”)Ibnu Jarir mengatakan: “Yakni di dalam lembaran-lembaran yang disucikan itu terdapat kandungan Kitab-kitab dari Allah yang sangat tegak, adil, dan lurus, tanpa adanya kesalahan sedikitpun, karena ia berasal dari Allah.(“Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan al-Kitab [kepada mereka] melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.”) yang demikian itu seperti firman Allah yang lainnya: (“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (Ali ‘Imraan: 105). Yang dimaksud dengan haltersebut adalah orang-orang yang menerima kitab-kitab yang diturunkan kepada umat-umat sebelum kita, dimana setelah Allah memberikan hujjah dan bukti kepada mereka, mereka malah berpecah-belah dan berselisih mengenai apa yang dikehendakiAllah dari kitab-kitab mereka. Mereka mengalami banyak perselisihan.Dan itu juga terjadi di aga ma islam , yahudi dan nasrani tidak senang dengan apa yang ada di alquran tentang kebenarannya , hingga mereka memecah belah islam dengan menciptakan aliran baru atau agamaru di islam , hingga sampai sekarang selalu terjadi perselisihan atau aliran sesatseperti amhadiyah dan syiah , danjuga masih banyaklainnya , seperti NU sudah mulai di rusak oleh syiah ,bisa dilihat dari tokoh terkemuka nya PBNU.(“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikanketaatan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama.”)hunafaa-a (“Yang lurus”) yakni yang melepaskan kemusyrikan menuju pada tauhid. Dan pembahasan tentang kata hanif ini telah diberikan sebelumnya dalam surat al-An’am. (“Dan supaya mereka mendirikan shalat.”) yang merupakan ibadah jasmani yang paling mulia. (“Dan menunaikan zakat.”) yaitu berbuat baik kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. (“Dan yang demikian itulah agama yang lurus.”) yakni agama yang berdiri tegak lagi adil, atau umat yang lurus dan tidak menyimpang. Dan banyak imam, asy-Syafi’i yang menggunakan ayat mulia ini sebagai dalil bahwa amal perbuatan itu termasuk dalam keimanan.
   Sampai Datang Bayyinah (Penjelasan)Ada ulama yang menafsirkan bayyinah dalam ayat pertama dengan Al Qur’an. Namun kita bisa menafsirkan pula dengan melihat kelanjutan ayat,لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ (1) رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً (2)“(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (AlQuran).” Yang dimaksud Rasul dari Allah adalah Nabi kita Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Lalu yang dibaca adalah Al Qur’an Al ‘Azhim. Mengenai kitab tersebut disebutkan dalam ayat lainnya,فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ (13) مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ (14) بِأَيْدِي سَفَرَةٍ (15) كِرَامٍ بَرَرَةٍ (16)“Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti.” (QS. ‘Abasa: 13-16).Kitab tersebut juga lurus sebagaimana disebut dalam ayat,فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ“Di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.” Ibnu Juraij berkata, “Kitab tersebut disucikan dan bersifat lurus, tidak mengandung kesalahan karena kitab tersebut dari sisi Allah.” Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 623.Qotadah sampai-sampai mengatakan, “Itulah penyebutan yang sangat baik pada Al Qur’an. Juga itulah sanjungan yang sangat tinggi padanya.” (Idem, 7: 624).Umat Berpecah BelahSelanjutnya disebutkan dalam ayat,وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ“Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.”Ayat di atas seperti firman Allah lainnya,وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yangbercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (QS. Ali Imran: 105).Ibnu Katsir menjelaskan, “Umat terdahulu yang diturunkan kitab menjadi berpecah belah setelah diturunkan hujjah dan penjelasan. Akhirnya mereka terpecah menjadi beberapa golongan. Sebagaimanadisebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari berbagai jalan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,إن اليهود اختلفوا على إحدى وسبعين فرقة، وإن النصارى اختلفوا على اثنتين وسبعينفرقة وستفترق هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة، كلها في النار إلا واحدة”. قالوا: من هم يا رسول الله؟ قال: “ما أنا عليه وأصحابي”“Sesungguhnya orang Yahudi terpecah menjaid 71 golongan. Adapun Nashrani terpecah menjadi 72 golongan. Sedangkan umat ini terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu golongan.” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” “Golongan yang mengikuti ajaranku dan para sahabatku“, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[1] (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 623)
   6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. 7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnyasungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (al-Bayyinah: 6-8)Allah SWT mengabarkan tentang tempat kembali orang-orang jahad dari orang-orang kafir Ahlul Kitab dan juga orang-orang musyrik , mereka di tempat yang sepantas pantasnya Neraka jahanam. (“Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”) yakni seburuk-buruk makhluk yang diciptakan dan diadakan oleh Allah. Kemudian Allah SWT menceritakan tentang keadaan orang-orang yang berbuat baik, yaitu yang beriman dengan sepenuh hati dan mengerjakan amal shalih dengan badan mereka bahwa mereka adalah sebaik-baik makhluk.Abu Hurairah dan sejumlah ulama telah menjadikan ayat ini sebagai dalil pengutamaan orang-orang mukmin atas para malaikat. Hal ini didasarkan pada firman-Nya: (“Mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.”) kemudian Allah SWT berfirman: (“Balasanmereka di sisi Rabb mereka.”) yakni pada hari kiamat kelak: (“Adalah surga ‘Adn yang mengalir di bahwahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnyaselama-lamanya.”) yakni tidak akan pernah terputusdan tidak juga berakhir. (“Allah ridla terhadap mereka dan merekapun ridla kepada-Nya.”) dan posisi keridlaan-Nya atas mereka lebih tinggi daripada berbagai kenikmatan yang diberikan kepada mereka. Wa radluu ‘anHu (“Dan merekapun ridla kepada-Nya.”) dari apa yang telah Dia berikan kepada mereka berupa anugerah yang sangat luas.(“Yang demikian itu adalah [balasan] bagi orang yang takut kepada Rabb-nya.”) yakni balasan ini akan diberikan kepada orang-orang yang takut dan bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa serta beribadah kepada-Nya seakan-akan dia melihat-Nya, dian Dia juga mengetahui kalau memang dia tidak melihat-Nya, maka sesungguhnyaDia melihatnya.Solusinya …Ini berarti umat terus berpecah belah karena mereka tidak mengikuti ajaran Rasul dan para sahabatnya. Seandainya ajaran Para sahabat nabi ini yang dipegang, pasti akan bersatu dan tidak bergolong-golongan seperti saat ini. Cobalah kita pintar mengambil ibroh dari umat di masa silam yang mudah terpecah belah karena enggan mengikuti kebenaran.Hanya Allah yang memberi taufik.

   Sekian dari saya , wallahu alam kebenaran hanya milik Allah SWT , jika ada dalah itu berarti dari saya sendiri . Mohon maaf bila ada kesalahan . Wassalamualaikum wr wb.

Sumber: Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H.Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Iyad bin ‘Abdul Lathif bin Ibrahim Al Qomisi, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1432 H.Majmu’atul Fatawa, Syaikhul Islam Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyyah Al Harroni, terbitan Darul Wafa dan Dar Ibnu Hazm, cetakan keempat, tahun 1432 H, dan rumaysha.com

created by: Nurul Fajri Attaslimi (Fajriancur@gmail.com/089624742612)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar