Assalamualaikum manteman, selamat
siang. Smoga masih tetap semangat ya puasanya :D. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Disiang hari ini saya akan memberikan tafsir dari surat Al-Adiyaat.
Surat Al-adiyaat terdiri dari 11
yat, surat ini adalah surat ke 100 dari 114 surat. Dan termasuk surat makiyyah.
Sebelumnya yuk kita cek, sebab
mengapa diturunkannya surat Al-adiyaat : “Asbab Nuzul: Al-Quthubi dalam
tafsirnya menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam mengutus
pasukan kuda yang dipimpin Al-Mundzir bin Al-Amru Al-Anshari kepada suku
Kinanah, akan tetapi setelah beberapa lama pasukan tersebut tidak ada kabar
beritanya. Kemudian orang-orang munafik menyebarkan isu bahwa mereka terbunuh
semuanya, maka turunlah ayat ini yang memberitahukan bahwa pasukan muslimin
dalamkeadaan selamat dan sedang menyerang musuh.
Oke..
sekarang kita masuk ketafsiran suratnya yuuu.. (gambar 3 orng menari, kebayang
kan betapa bahagianya pemateri kita hari ini, paut di contoh !! –penulis-)
·
Ayat (1) “wal ‘aadiyaa tidhobha” –demi kuda
perang yang berlari kencang dengan terengah-engah.-
“kata Al-‘adiyaat berasal dari ‘ada-ya’du yang berarti jauh
dan melampaui batas. Dari sini akan diketahui makna-makna yang lain misalkan: ‘aduwun
berarti musuh, karena orang yang bermusuhan itu berjauhan hatinya. Begitu juga
al ‘udwah (penyerangan yang melampaui batas), karena orang yang melakukan
penyerangan telah jauh dari kebenaran dan perbuatannya telah melampaui batas
yang telah ditetapkan syari’at. Maka kata (wal ‘adiyat) pada ayat diatas bisa
diartikan (demi sesuatu yang berlari kencang) karena dengan lari yang kencang,
dia akan menempuh jarak yang jauh dengan cara yang cepat. Yang berlari kencang
pada ayat ini adalah kuda perang disaat menyerang pasukan musuh, sebagamana
disebutkan dalam asbab nuzul. Adapun makna (dhobha) adalah suara yang keluar
dari kuda disaat dia sedang berlari kencang.sehingga diartikan (demi kuda yang
berlari kencang dengan terengah-engah) atau dengan suara meringkik, karena kuda
ketika dia berlari kencang dia kadang meringkik.
“selesai baca
kita lanjut ke ayat berikutnya” (narrator: rosy pun kembali mengetik)
·
Ayat (2) “fal muuriyaa tiqodhaa” –dan kuda yang
menceletukkan api dengan pukulan (kuku kakinya).-
“kata (al-muriyat)artinya menyalakan api (fire pict). Sedangkan kata
(Qadha) arinya mengeluarkan. Maksudnya adalah hentakan sepatu kuda yang
mengenai batu-batuan dengan kecepatan yang tinggi sehingga memercikkan api.
·
Ayat (3) “fal mughiiro tishubha”-dan kuda yang
menyerang dengan tiba-tiba diwaktu pagi (sun
pict)
“al-mughiroh berasal dri kata aghara yang berarti menyerang
dengan cepat, tiba-tib, dan mendadak. Sedngkan (shubha), yaitu pada waktu subuh
atau pada waktu pagi. Sehingga ayat tersebut bisa diartikan penyerbuaan tentara
kaum muslimin yang enggunakan kuda-kuda pada waktu pagi.
Berkata Qurtubi dlam tafsirnya: “ kaum muslim jika hendak
menyerang musuh, mereka berjalan pada malam hari, kemudian menyerang musuh pada
pagi hari, karena pada waktu itu paramusuh sedang lengah.
Ada sedikit kisah.. “pada peperangan zaman dahulu, khusus
sebelum ada listrik, yang paling efektif adalah melakukan penyerangan pada
waktu pagi hari. Karena pada malam harinya, biasanya pasukan musuh istirahat
dan mereka belum mempersiapkan diri dengan sempurna. Ketika dilakukan
penyerangan secara cepat, mendadak dan tiba-tiba, biasanya pasukan musuh akan
mengalami kekalahan. Inilah yang pernah dilakukan Rasulullah ketika hendak
menyerbu sebuah desa, jika tidak terdengar adzan shubuh, beliau langsung
melakukan penyerangan secara cepat dan tiba-tiba.”
Lanjut lagi
nyoookkk..
·
Ayat (4) “fa atsarna bihi naq’aa”-maka
(kuda-kuda tersebut) menerbangkan debu ditempat penyerbuan.-
“artinya dengan serangan yang begitu cepat dan mendadak pada
pagi hari telah mampu menerbangkan debu dimana-man. Dan ini menunjukkan betapa
dahsyat penyerangan tersebut.”
·
Ayat (5) “fawasathna bihi jam’aa” –dan menyerbu
ketengah-tengah perkumpulan musuh-
Nah.. diayat 6 sampe seterusnya, Allah menjelaskan bagaimana
keadaan manusai di dunia ini sangat lalai dan lengah (emot ZZzz). Selengkapnya yuk mari simak (2 boneka orng Kalimantan).
·
Ayat (6) “innal insaana lirobbihi lakanud” –sesungghnya
manusia itu sangat ingkar, tidak berterimakasih pada tuhannya.
“mulai ayat 6 ini dan selanjutnya, Allah menerangkan
bagaimana keadaan manusia di dunia iini dangat lalai dan lengah. Dia tidak
menyadari bahwa kematian akan menjemput secara mendadak dan tiba-tiba. Manusia jika
tidak mempersiapkan diri sejak awal untuk menghadapi kematian dengan keimanan
dan amal shaleh, maka dia akan binasa ketika kematian menjemputnya dan dia akan
mendapatkan siksaan yang pedih pada hari kiamat. Ayat diatas menjelaskan bahwa
satu sifat manusia yang menyebabkan kebinasaan adalah ingkar terhadap Rabb-nya,
tidak mau mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Kata (al-kanuud)
berasal dari kata ‘kanada’ yang berarti putus. Sehingga bisa diartikan memutuskan
hubungan, memutuskan nikmat dan bantuan kepada orang lain, atau sering disebut
dengan bakhil atau kikir. Orang yang bakhil adalah orng yang tidak pandai berterimakasih
dan tidak pandai mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Sifat
ini disebutkan oleh Allah didalam surat lain dengan istila –halu’a- “innal
insaana huliqo haluu’a idzaa massahusy syarru jazuu’aa, wa idzaa massahu khoiru
manuu’aa” –sesungguhnya manusia diciptkan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila
ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat
kikir. (Qs Al-ma’arij: 19-21). Al-kanud juga berarti tandus atau kering. Dikatakan
“al-ardu al-kanus” yaitu bumi yang tandus dan kering tidak ada
tumbuh-tumbuhannya, bumi ini menolak air dan tidak bisa meresapnya. Artinya manusia
ini mempunyai sifat al-kanud, yaitu ketika mendapat rizki dari Allah, menolak
untuk mensyukurinya dan menolak untuk membrikannya kepada orang lain yang
membutuhkannya. Oleh karenanya, Ibnu Abbas menyatakan bahwa al-insaan (manusia)
dalam ayat ini maksudnya adalah orang kafir. Bisa berarti kafir kepada Allah,
dengan menahannya dan tidak memberikannya kepada yang berhak.”
·
Ayat (7) “wainnahu ‘ala dzalika lasyahiid” –dan sesungguhnya
manusia itu menyaksikan (sendiri ) keingkarannya.-
“ayat diatas mengandung dua makna, makna pertama: bahwa
manusia menyaksikan sendiri keingkarannya kepada Allah, yaitu menutupi nikmat
Allah dan tidak mensyukurinya. Dan ini terlihat didalam sikap dan perbuatannya
sendiri. Bahwa orang yng bakhil adalah orang yang mengingkari nikmt Allah dan
tidak menampakkannya (didepan manusia), tidak terlihat dalam makanannya, dan
tidak pula didalam pakaiannya, dan tidak pula didalam pemberian dan
pengorbanannya.”
·
Ayat (8)”waa innahu lihubbil khoiri lasyadiid” –dan
sesungguhnya dia sangat bakhil karna cintanya kepada harta.-
“Al-khoir pada ayat diatas diartikan harta. Ini sesuai
dengan firman Allah: “kutiba ‘alaikum idzaa hadhoro ahadakumul mautu in taraka
khoirul walidaini wal akrobiina bil ma’ruuf, haqqon ‘alal muttaqiin” –diwajibkan
atas kamu, apabila seseorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika
ia meninggalkan harta yang banyakberwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya
secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Qs Al-Baqoroh:
180).
Ini dikuatkan dengan firman Allah ta’ala : “faqola innii
ahbabtu hubbal khoiri ‘an dikri rabbi hatta tawaarot bil hijaab” –maka ia
berkata; ‘sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda)
sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan”.
(Qs Shaad: 32)”
·
Ayat (9) “afalaa ya’lamu idzaa bu’tsiromaa
filqubuur” –maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada
didalam kubur.-
“kata (bu’tsiro) artinya membolak-balikkan, yang di atas
diletakkan di bawah dan yang di bawah diletakkan di atas. Maksud ayat di atas
sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir adalah apakah manusia tersebut tidak
mengetahui bahwa orang-orang yang mati didalam kuburan mereka akan
dibangkitkan?
·
Ayat (10) “wa hushshila ma fish shuduur” –dan dinampakkan
apa yang ada didalam dada.-
“Kata (hushshila)diartikan: dipisahkan yang baik dan yang
buruk. Hushshila juga bisa diartikan: dinampakkan apa yang mereka sembunyikan
di dunia. Berkata Ibnu Abbas :”dinampakkan sesuatu yang mereka rahsiakan dalam
hati mereka”
·
Ayat (11) “inna Rabbahum bihim yaumaidzil
lakhobiir” –sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan
mereka.-
“yang Allah megetahui keadaan yang telah mereka kerjakan dan
akan mendapatkan balasan yang setimpal, dan tidaklah Dia medzholimi
hamba-hamba-Nya sedikitpun.”
Surat ini masih berbicara tentang keimanan
kepada hari akhir, sebagaimana dalam surat Al-Qori’ah, dibicarakan tentang
kuburan dan kematian sebagaimana didalam surat at-takatsur. Berbicara tentang
hari pembalasan sebagaimana surat Al-humazah. Tujuannya agar keimanan ini bisa
mencegah manusia dari perbuatan jahat, lupa diri, dan terlalu mencintai dunia.
Perbedaan surat ini dengan yang
lainnya, bahwa dalam surat ini digambarkan tentang pasukan kuda yang menyerang
secara mendadak. Hal itu untuk mengingatkan kepada manusia ini agar mensyukuri
nikmat Allah dan jangan terlalu mencintai dunia yang fana ini, karena kematian
yang menyergapnya secara tiba-tiba sebagaimna pasukan kuda yang menyerang
musuhnya secara tiba-tiba. Surat ini jug menggambarkan bagaimana orang-orang
yang mati dalam kuburan akan dibangkitkan kembali untuk mempertnggung jawabkan
perbuatannya selama di dunia ini, barang siapa yang berbuat baik maka akan
dibalas dengan setimpal sebaliknya yang berbuat buruk akan dibalas dengan
setimpal juga, dan Allah tidak akan mendzholimi hamba-hambaNya sedikitpun,
karena Dia mengetahui apa yang dikerjakan manusia selamaberada di dunia. Syaikh
AsSa’di rahimahullah berkata, “ Allah mengetahui perbuatan hamba yang lahir dan
batin, yang Nampak maupun yang tersembunyi. Allah pun akan membalas perbuatan
tersebut. Pengetahuan Allah disini dimaksudkan untuk keadaan pada hari kiamat. Padahal
Allah memiliki sifat mengetahui setiap saat karena yang dimaksud pengetahuan
Allah disini adalah balasan Allah terhadap amalan hamba. Balasan ini karena
Allah mengetahui apa yang manusia perbuat. “hanya Allah yang member taufik”
Wallahu A’lam.
Terimakasih teman-teman atas
kehadirannyaa.. maaf bila ada kekurangan dari saya (pemateri dan penulis). Billahi taufiq wal hidayah..
wassalamualaikum kawannsss (emot:
orang kabur naik speda)
Sumber :
v
Tafsir Al-Karimir Rahman fii tafsir kalamil
manna
v
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di terbitan
muassasah Ar-Risalah cetakan pertama tahun 1423H.
v
Tafsir AL-Quran Al ‘azhim, ibnu katsir, terbitan
dari Ibnul Jauzi, cetakan pertma, tahun 1431 H.-7
v
HArtiketRumaysho.com
v
www.ahmadzein.com~PUSKAFI(pusat
kajian fikih &ilmu” keislaman)
created by : Rosyiana Putri (rosyianap@gmail.com/089630156945)
NB: jika ada tulisan yang ngawur contoh : (emot,
dll) itu hanya tambahan agar tidak terlalu membosankan.. enjoy it..
_salam penulis_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar