Kamis, 25 Juni 2015

Al-'Adiyaat ( 8 Ramadhan 1436H ) by: R Putri

Assalamualaikum manteman, selamat siang. Smoga masih tetap semangat ya puasanya :D. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Disiang hari ini saya akan memberikan tafsir dari surat Al-Adiyaat.
Surat Al-adiyaat terdiri dari 11 yat, surat ini adalah surat ke 100 dari 114 surat. Dan termasuk surat makiyyah.
Sebelumnya yuk kita cek, sebab mengapa diturunkannya surat Al-adiyaat : “Asbab Nuzul: Al-Quthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam mengutus pasukan kuda yang dipimpin Al-Mundzir bin Al-Amru Al-Anshari kepada suku Kinanah, akan tetapi setelah beberapa lama pasukan tersebut tidak ada kabar beritanya. Kemudian orang-orang munafik menyebarkan isu bahwa mereka terbunuh semuanya, maka turunlah ayat ini yang memberitahukan bahwa pasukan muslimin dalamkeadaan selamat dan sedang menyerang musuh.
Oke.. sekarang kita masuk ketafsiran suratnya yuuu.. (gambar 3 orng menari, kebayang kan betapa bahagianya pemateri kita hari ini, paut di contoh !! –penulis-)
·         Ayat (1) “wal ‘aadiyaa tidhobha” –demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah.-
“kata Al-‘adiyaat berasal dari ‘ada-ya’du yang berarti jauh dan melampaui batas. Dari sini akan diketahui makna-makna yang lain misalkan: ‘aduwun berarti musuh, karena orang yang bermusuhan itu berjauhan hatinya. Begitu juga al ‘udwah (penyerangan yang melampaui batas), karena orang yang melakukan penyerangan telah jauh dari kebenaran dan perbuatannya telah melampaui batas yang telah ditetapkan syari’at. Maka kata (wal ‘adiyat) pada ayat diatas bisa diartikan (demi sesuatu yang berlari kencang) karena dengan lari yang kencang, dia akan menempuh jarak yang jauh dengan cara yang cepat. Yang berlari kencang pada ayat ini adalah kuda perang disaat menyerang pasukan musuh, sebagamana disebutkan dalam asbab nuzul. Adapun makna (dhobha) adalah suara yang keluar dari kuda disaat dia sedang berlari kencang.sehingga diartikan (demi kuda yang berlari kencang dengan terengah-engah) atau dengan suara meringkik, karena kuda ketika dia berlari kencang dia kadang meringkik.
“selesai baca kita lanjut ke ayat berikutnya” (narrator: rosy pun kembali mengetik)
·         Ayat (2) “fal muuriyaa tiqodhaa” –dan kuda yang menceletukkan api dengan pukulan (kuku kakinya).-
“kata (al-muriyat)artinya menyalakan api (fire pict). Sedangkan kata (Qadha) arinya mengeluarkan. Maksudnya adalah hentakan sepatu kuda yang mengenai batu-batuan dengan kecepatan yang tinggi sehingga memercikkan api.
·         Ayat (3) “fal mughiiro tishubha”-dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba diwaktu pagi (sun pict)
“al-mughiroh berasal dri kata aghara yang berarti menyerang dengan cepat, tiba-tib, dan mendadak. Sedngkan (shubha), yaitu pada waktu subuh atau pada waktu pagi. Sehingga ayat tersebut bisa diartikan penyerbuaan tentara kaum muslimin yang enggunakan kuda-kuda pada waktu pagi.
Berkata Qurtubi dlam tafsirnya: “ kaum muslim jika hendak menyerang musuh, mereka berjalan pada malam hari, kemudian menyerang musuh pada pagi hari, karena pada waktu itu paramusuh sedang lengah.
Ada sedikit kisah.. “pada peperangan zaman dahulu, khusus sebelum ada listrik, yang paling efektif adalah melakukan penyerangan pada waktu pagi hari. Karena pada malam harinya, biasanya pasukan musuh istirahat dan mereka belum mempersiapkan diri dengan sempurna. Ketika dilakukan penyerangan secara cepat, mendadak dan tiba-tiba, biasanya pasukan musuh akan mengalami kekalahan. Inilah yang pernah dilakukan Rasulullah ketika hendak menyerbu sebuah desa, jika tidak terdengar adzan shubuh, beliau langsung melakukan penyerangan secara cepat dan tiba-tiba.”
Lanjut lagi nyoookkk..
·         Ayat (4) “fa atsarna bihi naq’aa”-maka (kuda-kuda tersebut) menerbangkan debu ditempat penyerbuan.-
“artinya dengan serangan yang begitu cepat dan mendadak pada pagi hari telah mampu menerbangkan debu dimana-man. Dan ini menunjukkan betapa dahsyat penyerangan tersebut.”
·         Ayat (5) “fawasathna bihi jam’aa” –dan menyerbu ketengah-tengah perkumpulan musuh-
Nah.. diayat 6 sampe seterusnya, Allah menjelaskan bagaimana keadaan manusai di dunia ini sangat lalai dan lengah (emot ZZzz). Selengkapnya yuk mari simak (2 boneka orng Kalimantan).
·         Ayat (6) “innal insaana lirobbihi lakanud” –sesungghnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterimakasih pada tuhannya.
“mulai ayat 6 ini dan selanjutnya, Allah menerangkan bagaimana keadaan manusia di dunia iini dangat lalai dan lengah. Dia tidak menyadari bahwa kematian akan menjemput secara mendadak dan tiba-tiba. Manusia jika tidak mempersiapkan diri sejak awal untuk menghadapi kematian dengan keimanan dan amal shaleh, maka dia akan binasa ketika kematian menjemputnya dan dia akan mendapatkan siksaan yang pedih pada hari kiamat. Ayat diatas menjelaskan bahwa satu sifat manusia yang menyebabkan kebinasaan adalah ingkar terhadap Rabb-nya, tidak mau mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Kata (al-kanuud) berasal dari kata ‘kanada’ yang berarti putus. Sehingga bisa diartikan memutuskan hubungan, memutuskan nikmat dan bantuan kepada orang lain, atau sering disebut dengan bakhil atau kikir. Orang yang bakhil adalah orng yang tidak pandai berterimakasih dan tidak pandai mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Sifat ini disebutkan oleh Allah didalam surat lain dengan istila –halu’a- “innal insaana huliqo haluu’a idzaa massahusy syarru jazuu’aa, wa idzaa massahu khoiru manuu’aa” –sesungguhnya manusia diciptkan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (Qs Al-ma’arij: 19-21). Al-kanud juga berarti tandus atau kering. Dikatakan “al-ardu al-kanus” yaitu bumi yang tandus dan kering tidak ada tumbuh-tumbuhannya, bumi ini menolak air dan tidak bisa meresapnya. Artinya manusia ini mempunyai sifat al-kanud, yaitu ketika mendapat rizki dari Allah, menolak untuk mensyukurinya dan menolak untuk membrikannya kepada orang lain yang membutuhkannya. Oleh karenanya, Ibnu Abbas menyatakan bahwa al-insaan (manusia) dalam ayat ini maksudnya adalah orang kafir. Bisa berarti kafir kepada Allah, dengan menahannya dan tidak memberikannya kepada yang berhak.”
·         Ayat (7) “wainnahu ‘ala dzalika lasyahiid” –dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri ) keingkarannya.-
“ayat diatas mengandung dua makna, makna pertama: bahwa manusia menyaksikan sendiri keingkarannya kepada Allah, yaitu menutupi nikmat Allah dan tidak mensyukurinya. Dan ini terlihat didalam sikap dan perbuatannya sendiri. Bahwa orang yng bakhil adalah orang yang mengingkari nikmt Allah dan tidak menampakkannya (didepan manusia), tidak terlihat dalam makanannya, dan tidak pula didalam pakaiannya, dan tidak pula didalam pemberian dan pengorbanannya.”
·         Ayat (8)”waa innahu lihubbil khoiri lasyadiid” –dan sesungguhnya dia sangat bakhil karna cintanya kepada harta.-
“Al-khoir pada ayat diatas diartikan harta. Ini sesuai dengan firman Allah: “kutiba ‘alaikum idzaa hadhoro ahadakumul mautu in taraka khoirul walidaini wal akrobiina bil ma’ruuf, haqqon ‘alal muttaqiin” –diwajibkan atas kamu, apabila seseorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyakberwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Qs Al-Baqoroh: 180).
Ini dikuatkan dengan firman Allah ta’ala : “faqola innii ahbabtu hubbal khoiri ‘an dikri rabbi hatta tawaarot bil hijaab” –maka ia berkata; ‘sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan”. (Qs Shaad: 32)”
·         Ayat (9) “afalaa ya’lamu idzaa bu’tsiromaa filqubuur” –maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada didalam kubur.-
“kata (bu’tsiro) artinya membolak-balikkan, yang di atas diletakkan di bawah dan yang di bawah diletakkan di atas. Maksud ayat di atas sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir adalah apakah manusia tersebut tidak mengetahui bahwa orang-orang yang mati didalam kuburan mereka akan dibangkitkan?
·         Ayat (10) “wa hushshila ma fish shuduur” –dan dinampakkan apa yang ada didalam dada.-
“Kata (hushshila)diartikan: dipisahkan yang baik dan yang buruk. Hushshila juga bisa diartikan: dinampakkan apa yang mereka sembunyikan di dunia. Berkata Ibnu Abbas :”dinampakkan sesuatu yang mereka rahsiakan dalam hati mereka”
·         Ayat (11) “inna Rabbahum bihim yaumaidzil lakhobiir” –sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.-
“yang Allah megetahui keadaan yang telah mereka kerjakan dan akan mendapatkan balasan yang setimpal, dan tidaklah Dia medzholimi hamba-hamba-Nya sedikitpun.”
 Surat ini masih berbicara tentang keimanan kepada hari akhir, sebagaimana dalam surat Al-Qori’ah, dibicarakan tentang kuburan dan kematian sebagaimana didalam surat at-takatsur. Berbicara tentang hari pembalasan sebagaimana surat Al-humazah. Tujuannya agar keimanan ini bisa mencegah manusia dari perbuatan jahat, lupa diri, dan terlalu mencintai dunia.
Perbedaan surat ini dengan yang lainnya, bahwa dalam surat ini digambarkan tentang pasukan kuda yang menyerang secara mendadak. Hal itu untuk mengingatkan kepada manusia ini agar mensyukuri nikmat Allah dan jangan terlalu mencintai dunia yang fana ini, karena kematian yang menyergapnya secara tiba-tiba sebagaimna pasukan kuda yang menyerang musuhnya secara tiba-tiba. Surat ini jug menggambarkan bagaimana orang-orang yang mati dalam kuburan akan dibangkitkan kembali untuk mempertnggung jawabkan perbuatannya selama di dunia ini, barang siapa yang berbuat baik maka akan dibalas dengan setimpal sebaliknya yang berbuat buruk akan dibalas dengan setimpal juga, dan Allah tidak akan mendzholimi hamba-hambaNya sedikitpun, karena Dia mengetahui apa yang dikerjakan manusia selamaberada di dunia. Syaikh AsSa’di rahimahullah berkata, “ Allah mengetahui perbuatan hamba yang lahir dan batin, yang Nampak maupun yang tersembunyi. Allah pun akan membalas perbuatan tersebut. Pengetahuan Allah disini dimaksudkan untuk keadaan pada hari kiamat. Padahal Allah memiliki sifat mengetahui setiap saat karena yang dimaksud pengetahuan Allah disini adalah balasan Allah terhadap amalan hamba. Balasan ini karena Allah mengetahui apa yang manusia perbuat. “hanya Allah yang member taufik” Wallahu A’lam.
Terimakasih teman-teman atas kehadirannyaa.. maaf bila ada kekurangan dari saya (pemateri dan penulis). Billahi taufiq wal hidayah.. wassalamualaikum kawannsss (emot: orang kabur naik speda)
Sumber :
v  Tafsir Al-Karimir Rahman fii tafsir kalamil manna
v  Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di terbitan muassasah Ar-Risalah cetakan pertama tahun 1423H.
v  Tafsir AL-Quran Al ‘azhim, ibnu katsir, terbitan dari Ibnul Jauzi, cetakan pertma, tahun 1431 H.-7
v  HArtiketRumaysho.com
v  www.ahmadzein.com~PUSKAFI(pusat kajian fikih &ilmu” keislaman)
created by : Rosyiana Putri (rosyianap@gmail.com/089630156945)
NB: jika ada tulisan yang ngawur contoh :  (emot, dll) itu hanya tambahan agar tidak terlalu membosankan.. enjoy it.. _salam penulis_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar