Jumat, 03 Juli 2015

Al-Buruuj (15 Ramadhan 1436H) by: Nurul M R

Secara garis besar, surah Al-buruuj ini membahas tentang penguatan akidah dan menggambarkan  kish Ashhabul Ukhdud. Yaitu orng-orang yang membuat parit yang diisi dengan api kemudian dilemparkan orng-orng beriman ke dalamnya karena keimanan mereka. Dalam surat ini digambarkan sepintas kekejaman tas penyiksaan tersebut. Dalam kisah tersebut diisyaratkan betapa agung aqidah yang dipertahankan oleh orng-orang tersebut hingga mereka rela untuk dilemparkan ke dalam parit berapi. Mampukah kita untuk memperthankn keimanan kita sebagaimana Ashhabul Ukhdud mempertahankan keimanannya??
Selanjutnya kita masuk ke tafsir ayat..
(1-3) ayat ini berisi sumpah Allah atas 4 hal yaitu, langit yang memiliki gugusan bintang, hari yang dijanjikn (hari kiamat), syaahid (yang menyaksikan) dan masyhuud (yang disaksikan).
Allah bersumpah demi langit yang memiliki gugusan bintang, hal ini agar manusia berfikir bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah itu jelas, bisa dilihat, dirasakan, dan bisa di tadabburi dan bisa kita ambil pelajaran darinya
Kemudian Allah bersumpah demi hari yang dijanjikan,Sayyid Qutub dalam tafsirnya mengatakan bahwa hari yang dijanjikan yang dimaksud disini adalah hari ketika diputuskannnya mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia. Dimana dihari itu telah dijanjikan akn adanya hisab dan pembalasan padanya.
Kemudian Allah bersumpah demi yang menyaksikan dan yang disaksikan, menurut mujahid dan ikrmah, syaahid adalah manusia dan masyhuud adalah yang bisa dilihatnya, menurut Ibnu Abbas, Hasan Al-Bashry dan Said bin jubair, syaahid adalah Allah dan masyhuud adalah yang selain-Nya. Sahal bin Abdullah mengatakan bahwa syaahid adalah malaikat dan masyhuud adalah manusia dan amalnya. Hal ini juga mengingatkan manusia akan adanya pengawasan dan pengadilan yang agung
(4-9) ayat ini berisi kisah tentang Ashhabul Ukhdud, dimulai dengan pelaknatan terhadap ashhabul ukhdud (orng-orng yang membuat parit). Tidak ada dosa yang dilakukan kaum mukmin terhadap mereka, mereka disiksa hanya melainkan karena keimanan mereka, yaitu beriman kepada Allah yang Mahaperkasa. Hal ini sama dengan penderitaan yang dialami sahabat nabi ketika beriman kepada Islam di makkah, mereka diintimidasi namun tetap teguh dengan keimanannya pada Allah yang Maha Esa.
(10-11) dalam ayat ini dikatakan bahwa itu semua ada balasannya, yaitu untuk orang-orng yang menyiksa orang-orang mukmin dan mereka tidak bertobat baginya neraka jahannam  (semoga kita tidak termasuk didalamnya) dan untuk orng mukmin bginya surge yang mengalir d dalamnya (semoga kita termasuk di dalamnya, amiin)
Diayat selanjutnya berisi komentar-komentar tentang ayat sebelumnya yang juga menggambarkan kesempurnaan sifat dan kekuasaan-Nya.
(12) sifat pertama, digambarkan dalam ayat ini bahwa Allah memiiki Azab yang benar-benar keras. Penempatan sifat ini mungkin dimaksudkan sebagai peringatan keras.
(13) kedua,bahwa Allah lah yang menciptakan dan menghidupkan kembali
(14) ketiga bahwa Allah Maha pengampun lagi Maha pengasih. Ayat ini menggambarkan bahwa Allah dengan sifatnya ini tidak menutup pintu aubt untuk hamba-hmabanya yang dzolim jika mereka ingin bertobat.
(15) keempat bahwa Allah memiliki ‘Arsy dan Maha Mulia
(16)kelima bahwa Allah Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendakinya
(17-18) keumdian di ayat ini kita diisyaratkan untuk belajar dari kejadian masa lalu. Yaitu kisah fir’aun dan kaum tsamud. Kaum kaum ini diberi kecerdasan dan kemajuan pada zamannya namun mereka dibinasakan karena keingkaran mereka.
(19-20) masuk ke penutupan, di ayat ini dikataknlah bahwa sesungguhnya orng-orang kafir selalu mendustakan sedangkan mereka selalu dalam pengawasan Allah tapi mereka tidak menyadarinya.
(20-21) dikatakan bahwa bahkan mereka mendustkan Al-qur’an yang sudah di tuliskan di lauhumahfudz..
Nah dari kesemua tafsiran ini saya ingin membuka kesempatan buat teman-teman yang bisa menyebutkan ibrohnya..
Sekian dari saya,semoga bermanfaat, jika ada salah dalam hal apapun itu, baik yang disadari tupun tidk mohon dimaafkan.. Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatu..

sumber: tafsir fii dzilalil Qur'an karya sayyid qutub dan dakwatuna.com
created by: Nurul Mutmainnah Ramlan (ramlan_nurhayati@yahoo.co.id/088804026563)

Al-Insyiroh (14 Ramadhn 1436H) by: M. Fauzi I

Alhamdulillah, kita masih di beri segala nikmat oleh Allah dlm pembahasan kajia tafsir Porsi kali ini. Tafsir kali ini membahas surat asy-syarh atau yg lebih familiar yaitu surah Alam nasyrah. Surat ke 94 berisi 8 ayat dan termasuk surat makkiyah.
Bagian pertama Surat ini adalah ayat 1-3 menjelaskan lebih dalam tentang Dosa Selalu Memberatkan. Yang namanya dosa selalu memberatkan. Jika beban tersebut terangkat, sungguh suatu kenikmatan yang besar. Berikut isi arti surat asy-syarah 1-8.
(1) Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?.
(2) Dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu. (3) Yang memberatkan punggungmu.
(4) Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
(5) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(6) Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
(7) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
(8) Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(QS. Asy- syarh: 1- 8)
Makna Tiga Ayat Pertama.
(1)''Bukankah Kami telah melapangkan dada untukmu'',
Maksudnya kami telah melapangkan dadamu dengan memberikan cahaya ada di dadamu yaitu dijadikan lapang dan luas. Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan dalam ayat yang lain, “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.” (QS. Al-An’am: 125) Ibnu Katsir menyatakan bahwa sebagaimana Allah menjadi lapang dada  Nabi Muhammad, begitu pula Allah jadikan syari’atnya lapang dan mudah, tidak ada kesulitan, keberatan dan kesempitan di dalamnya. Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 595.
Lebih bagus lagi dijelaskan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah. Beliau berkata, maksud Allah melapangkan dada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu memberikan kelapangan dalam syari’at dan kemudahanuntuk berdakwah di jalan Allah. NabiMuhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun dikaruniai akhlak yang mulia. Beliaujuga dimudahkan untuk menjalankan amalan akhirat. Beliau dimudahkan dalam kebaikan tidak dibuat sempit dan sulit dan senang padanya. (Tafsir As-Sa’di, hal. 975).Dosa telah diangkat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang disebutkan dalam ayat selanjutnya,
(2) Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,

(3) Yang memberat kan punggungmu.” (QS. Alam Nasyrah: 2-3).
Maksud dari ayat di atas semakna dengan ayat, “Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang” (QS. Al-Fath: 2). Punggung biasa jadi tempat memikul sesuatu. Jika punggung terasa berat  memikul sesuatu, maka bagian tubuh  lainnya lebih lagi dari itu. Coba kita bandingkan saat memikul beban ketika ditaruh ditangan dibanding di punggung, manakah yang lebih terasa berat? (Lihat penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Tafsir Juz ‘Amma, hal. 248). Berarti jika beban dari punggung itu terangkat, maka lapanglah hidup seseorang. Ini ibarat untuk orang yang terus memohon ampunan sehingga bersih dari dosa.
Dari tiga ayat di atas, ada faedah yang bisa  kita ambil:
1- Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi keistimewaan dengan diberi kelapangan dada padahal beliau bertemu dengan kaum yang berakhlak jelek dan sempit hatinya yang bisa menyesakkan dada.
2- Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi keistimewaan pula dengan diampuni dosa beliau yang lalu dan akan datang.
3- Yang namanya dosa selalu memberatkan. Bersyukurlah orang-orang yang berusaha mengangkat dosa dari dirinya.
4- Jika seorang mukmin diberikan kelapangan dada dalam beragama, diberikan kemudahan dalam memikul beban di jalan Allah, itu adalah nikmat yang besar. Untuk ayat selanjutnya:

(4) menjelaskan tentang sanjungan untuk nama Rasulullah SAW. Nama Rasul Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam akan terus disebut dan disanjung. Bahkan nama beliau selalu disebut bergandengan dengan nama Allah seperti dalam lafal azan, khutbah, shalat, dan syahadat ketika orang masuk Islam. Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)-mu.” (QS. Alam Nasyrah: 4) Mujahid berkata bahwa tidaklah nama Allah disebut melainkan diserta dengan nama Nabi Muhammad seperti pada syahadat ‘asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.’ Qatadah berkata, “Allah meninggikan penyebutan Nabi Muhammad di dunia dan di akhirat. Tidaklah seorang khatib, seorang yang membaca tasyahud, seorang  yang bershalawat melainkan disebut  dengannya: Asyahadu alla ilaha illallah, wa anna Muhammadar rasulullah.” (Tafsir Al- Qur’an Al-‘Azhim , 7: 596) Dalam Zaadul Masiir (9: 163), pendapat Qatadah inilah yang dianut oleh jumhur atau mayoritas ulama. Dalam Tafsir Al-Jalalain (hlm. 607), ketika nama Allah disebut, nama Muhammad juga disebut seperti dalam azan, iqamah, tasyahud dan khutbah. Bahkan diberi ancaman dan kekufuran oleh Allah subhanahu wa ta’ala bagi yang menyelisihi perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur: 63).
Untuk ayat 5-6 menjelaskan kabar gembira dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW;

(5) ''Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

(6) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan''(Alam-nasyrah 5-6). Allah SWT memberikan berita gembira besar kepada nabiNya, Muhammad SAW, bahwa setiap dia mendapatkan kesulitan, maka kemudahan pasti mengikutinya. Kemudian hal itu ditegaskan dengan diulanginya berita gembira itu pada ayat selanjutnya. Ini menunjukkan bahwa kemudahan pasti akan mengikuti kesulitan dan mengalahkannya, sebesar apa pun kesulitan itu.

Di ayat ke 7 Allah memberi petunjuk dalam dalm melakukan segala hal perbuatan.

(7) ''Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain'',(Alam nasyrah 7)
7. Lalu Allah SWT menyuruh pertama kepada RasulNya, kemudian orang-orang mukmin yang menjadi pengikutnya untuk bersyukur kepadaNya dan menunaikan hak-hak nikmatNya, Dia berfirman, jika kamu telah selesai dari kesibukan-kesibukanmu dan jiwamu sudah lapang, maka bergegaslah untuk beribadah dan berdoa.

Dan ayat terakhir gantungkanlah segala sesuatu hanya kepada Allah

(8) ''dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap.” (Alam nasyrah 8) Dan mintalah kepada Rabbmu semata untuk mencapai setiap yang kamu sukai dari kebaikan dunia dan akhirat. Dan menghadaplah kepadaNya saja, bukan kepada yang lain, sembari yakin bahwa Dia akan mengabulkan segala permintaanmu. Dan dalam posisimu berdoa seperti ini, rasakanlah akan keagungan dan kemurahanNya, sekaligus kefakiran serta kebutuhanmu di sisi yang lain. Janganlah kamu menjadi seperti orang yang jika telah selesai dari satu kesibukan lantas kemudian bermain-main dan berpaling dari Rabbnya serta tidak lagi mengingatNya, jika begitu maka kamu termasuk orang-orang yang merugi. Ya Allah, bantulah kami untuk bisa selalu ingat, bersyukur, dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepadaMu.
Mungkin hanya itu yang saya bisa sampaikan semoga jalan kita sebagai Alumni Binaul Ummah yang dijadikan Istiqomah dan di akhiri dengan husnul khotimah~. Wassalamualaikum.

Sumber: rumasyho.com dan alsofwa.com
created by: Muhammad Fauzi Istichori (Istichorymuhammad@ymail.com/089633023457)

Senin, 29 Juni 2015

Al-'alaq (12 Ramadhan 1436H) by: Wafa A

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu

Ikhwah fillah yang srlalu dalam lindungan Allah SWT . Yang saya sayangi dan saya cintai karena Allah . Pada malam ini sebagai mana jadwal para petinggiAngkatan kita telah menjadwalkan kultum untuk kegiatan kita . Untuk senantiasa menjalankan fasilitas grub untuk menjadi lebih bermanfaat . Dan tidak mengacu pada ucapan atau kegiatan yang menjadi sia sia atau yang tidak ada manfaatnya bagi kita semua .
Sebagai mana yang telah di jadwal , saya akan membahas tafsiran dari surah al-'alaq.

Bismillahirrahmanirrahim..
Sebagaimana yg kita ketahui bahwa d balik surah al 'alaq terdpat peristiwa yg menabjubkn..pperistiwa apa itu? Peristiwa itu adlah d turunkannya wahyu pertama kali d muka bumi dri Allah kpda Nabi kita Muhammad SAw.
Bagaimana kisahnya?? Masihh ingat bukan detail kisahnya??
Bagusss...๐Ÿ‘๐Ÿ‘   (kawan-kawan kita skip dulu ya kisahnya)
Nahh dri kisah ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa peristiwa ini adalah peristiwa besar.peristiwa yg tdk terduakan dlm sejarah islam
 Besar dgn petunjuk yg ada di dalamnya..
Besar dengan segala dampaknya..
Dalam surah ini kita bisa memetik sebuah hakikat yg terkandung d dalamnya
Bahwa ALLAH Yang Maha segalanya telah berkenan mmberikan kpda kita (manuasia)dengan mmperhatikan makhluknya(manusia).
Dan inilah anugrah darinya..Allah tlah memuliakan makhluknya(manusia)
Dgn memilih seorang diantaranya untuk mnjdi penerima cahayaNya,gudang hikmahNya,t4 turun kalimat2Nya dll.
Peristiwa ini adalah peristiwa yg istimewa dmana slama 23 thun berturut" tejadi secara nyata hub langsunf antara manusia dan mala'ul A'la..yang tdk bisa d bayangkan hakikatnya kecuali orang" yf tlah menghayati dan merasakannya.
Peristuwa yg mnjdi permulaan di mulainya akhir zaman
Peristiwa yg mnjdi tanda bahwa akhir zaman akan berakhir๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ
Amal apa yg sdh kita persiapkn??

Kita masuk pada penjelasan ayat"nya
Dinamakan surat Iqra’ atau surat Al-Qalam, Makkiyah dan terdiri dari 19 ayat. Di surat ini Nabi diperintahkan untuk membaca disertai adanya penjelasan tentang kekuasaan Allah terhadap manusia dan penjelasan sifat-sifatnya. Juga disebutkan keterangan tentang pembangkangan sebagian menusia dan balasan yang sesuai dengan perbuatan๐Ÿ“๐Ÿ“

Syarah:
Dalam Shahih-nya Bukhari meriwayatkan dari Aisyah ra. yang artinya demikian, “Wahyu pertama yang sampai kepada Rasul adalah mimpi yang benar. Beliau tidak pernah bermimpi kecuali hal itu datang seperti cahaya Shubuh. Setelah itu beliau senang berkhalwat. Beliau datang ke gua Hira dan menyendiri di sana, beribadah selama beberapa malam. Yang untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian kembali ke Khadijah dan membawa bekal serupa. Sampai akhirnya dikejutkan oleh datangnya wahyu, saat beliau berada di gua Hira. Malaikat datang kepadanya dan berkata, “Bacalah!” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” lalu Rasulullah saw. berkata, “Lalu di merangkulku sampai terasa sesak dan melepaskanku. Ia berkata, ‘Bacalah!’ Aku katakan, ‘ Aku tidak bisa membaca.’ Lalu di merangkulku sampai terasa sesak dan melepaskanku. Ia berkata,

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,  Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Hadits).

Dengan demikian maka awal surat ini menjadi ayat pertama yang turun dalam Al-Qur’an sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia. Wahyu pertama yang sampai kepada Nabi saw. adalah perintah membaca dan pembicaraan tentang pena dan ilmu. Tidakkah kaum Muslimin menjadikan ini sebagai pelajaran lalu menyebarkan ilmu dan mengibarkan panjinya. Sedangkan Nabi yang ummi ini saja perintah pertama yang harus dikerjakan adalah membaca dan menyebarkan ilmu. Sementara ayat berikutnya turun setelah itu. Surat pertama yang turun secara lengkap adalah Al-Fatihah.

Pengertian ringkas ayat-ayat ini adalah: Agar kamu menjadi orang yang bisa membaca, ya Muhammad. Setelah tadinya kamu tidak seperti itu. Kemudian bacalah apa yang diwahyukan kepadamu. Jangan mengira bahwa hal itu tidak mungkin hanya dikarenakan kamu orang ummi, tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis. Allah-lah yang menciptakan alam ini, yang menyempurnakan, menentukan kadarnya, dan memberi petunjuk. Yang menciptakan manusia sebagai makhluk paling mulia dan menguasainya serta membedakannya dari yang lain dengan akal, taklif, dan pandangan jauhnya. Allah swt. menciptakannya dari darah beku yang tidak ada rasa dan gerak. Setelah itu ia mnejadi manusia sempurna dengan bentuk yang paling indah. Allah-lah yang menjadikanmu mampu membaca dan memberi ilmu kepadamu ilmu tentang apa yang tadinya tidak kamu ketahui. Kamu dan kaummu tadinya tidak mengetahui apa-apa. Allah juga yang mampu menurunkan Al-Qur’an kepadamu untuk dibacakan kepada manusia dengan pelahan. Yang tadinya kamu tidak tahu, apa kitab itu dan apa keimanan itu?

Bacalah dengan nama Tuhanmu, maksudnya dengan kekuasaan-Nya. Nama adalah untuk mengenali jenis dan Allah dikenali melalui sifat-sifat-Nya. Yang menciptakan semua makhluk dan menyempurnakan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki-Nya. Dan Allah swt. telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, ya Muhammad. Dan Tuhanmu lebih mulia dari setiap yang mulia. Karena Allah swt. yang memberikan kemuliaan dan kedermawanan. Maha Kuasa daripada semua yang ada. Perintah membaca disampaikan berulang-ulang karena orang biasa perlu pengulangan termasuk juga Al-Mushtafa Rasulullah saw.  Karena Allah sebagai Dzat yang paling mulia dari semua yang mulia, apa susahnya memberikan kenikmatan membaca dan menghapal Al-Qur’an kepadamu tanpa sebab-sebab normal. Silakan baca firman Allah,

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.” (Al-Qiyamah: 17).

“Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa.” (Al-A’la: 6).

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang Maha Mulia dan mengajarkan manusia untuk saling memahami dengan pena, meski jarak dan masa mereka sangat jauh. Ini merupakan penjelasan tentang salah satu indikasi kekusaan dan ilmu (manusia).

“Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Allah memberikan insting dan kemampuan berpikir kepada manusia yang menjadikannya mampu mengkaji dan mencerna serta mencoba sampai ia mampu menyibak rahasia alam. Dengan demikian ia dapat menguasai alam dan menundukkannya sesuai dengan yang diinginkannya.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (Al-Baqarah: 29).

“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya” (Al-Baqarah: 31).

Nampaknya Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca secara umum dan khususnya membaca Al-Qur’an. Setelah itu Allah menjelaskan bahwa hal itu sangat mungkin bagi Allah yang menciptakan semua makhluk dan menciptakan manusia dari segumpal darah. Dia-lah yang Maha Mulia dan tidak pelit terutama terhadap Rasul-Nya. Dialah yang mengajarkan manusia dengan pena tentang apa yang belum pernah diketahuinya.

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).”

Sungguh benar, bahwa manusia itu melampaui batas, sombong, dan keterlaluan melakukan dosa. Karena ia menganggap dirinya tidak butuh kepada orang lain akibatnya melimpahnya harta, anak-anak, dan lain-lain. Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ia akan kembali kepada Allah swt. dan akan diminta pertanggung-jawaban atas semua yang dilakukan.

Mungkin anda bertanya tentang konsiderasi ayat-ayat ini. Saya katakan bahwa ketika Allah swt. menyebutkan indikasi kekuasaan dan ilmu serta kesempurnaan nikmat yang dianugerahkan kepada manusia. Tujuannya adalah agar manusia tidak ingkar nikmat. Namun apa lacur, ternyata manusia benar-benar mengingkari dan melampaui batas. Oleh karena itu Allah swt. ingin menjelaskan sebabnya, bahwa cinta dunia, tertipu olehnya, dan berambisi terhadapnya dapat menyibukkannya dari melihat ayat-ayat Allah yang agung.

Setelah memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca wahyu yang ada di dalam kitab-Nya dan menjelaskan penyebab kekafiran manusia, Allah membuat perumpamaan gembong kekafiran, yakni Abu Jahal. Kendatipun pengertian ayat tersebut umum.

Ceritakan kepada-Ku, ya Muhammad, tentang seseorang yang melarang hamba untuk tunduk kepada Allah dan melakukan shalat. Apa urusanya? Orang itu sungguh mengherankan, ia kafir dan bermaksiat kepada Tuhannya. Ia melarang orang lain melakukan kebaikan terutama shalat. Ceritakan kepada-Ku tentang kondisi orang tersebut, kalau memang ia termasuk golongan kanan dan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk setelah itu ia mengajak orang lain kepada ketakwaan dan kebaikan. Kalau orang itu seperti ini keadaannya tentu ia berhak mendapatkan pahala yang besar dan surga sebagai tempat tinggalnya.

Ceritakan kepada-Ku tentang orang yang berdusta serta berpaling dari kebenaran lalu mengerahkan segenap potensinya untuk mengejar apa yang diinginkan. Tidakkah mereka tahu bahwa Allah swt. melihat? Sebenarnya mereka mengakui bahwa Allah swt. mengetahui yang gaib dan yang nyata lalu akan membalas masing-masing orang sesuai dengan amal perbuatannya. Kalau amalnya baik balasannya baik dan kalau amalnya buruk dibalas dengan keburukan. Maka bergegaslah kalian, wahai manusia, menuju Allah, bertaubatlah dan beramallah untuk mendapatkan ridha-Nya.


Kalla, kata penolakan bagi orang yang bermaksiat kepada Allah. Aku bersumpah, jika orang-orang kafir dan pelaku kemaksiatan itu tidak menyudahi perbuatan mereka, Kami akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih. Kami akan hinakan mereka serendah-rendahnya sesuai dengan tingkat kesombongan mereka di dunia. Dan bagi Allah hal itu tidaklah sulit. Akan Kami tarik ubun-ubun mereka dengan kasar. Ubun-ubun yang sering menyombongkan dirinya karena kekuatan dan keyakinanya bahwa dirinya akan selamat dari murka Allah. Padahal tidak ada yang bisa mengalahkan Allah, baik yang ada di bumi maupun di langit. Tentu saja dugaan tersebut salah karena mereka melampaui batas dan berlaku jahat, khususnya terhadap orang-orang baik dan jujur. Kami akan hinakan orang seperti ini, maka biarkan saja malaikat yang memanggil mendorong mereka semua. Bahkan Kami, Allah swt. akan memanggil Zabaniyah. Yakni Allah swt. akan memanggil Zabaniyah, penjaga Jahannam untuk mendorong mereka.

“Pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat- kuatnya.”

Pada saat itu mereka tidak memiliki penolong maupun pembantu.


Kalla, tinggalkan orang kafir itu dengan perbuatannya dan jangan sampai mengganggunya, ya Rasulullah. Bersujudlah selalu untuk Allah serta mendekatlah kepada-Nya melalui ibadah, karena ibadah merupakan benteng yang kokoh dan jalan keselamatan. Allahu a’lam. []

Hahahaha...alhamdulillah selese
Semoga d beri kekuatan untuk mmbacanya
Terimakasihh untuk teman"
Sekian dri saya

Assalamualaikum wr.wb


sumber: Buku fi dzilalil qur'an ustd Sayyid qutb, dan Dakwatuna.com๐Ÿ™

created by: Wafa Amatullah (Dzenithsya96@yahoo.com/082318032929)

Minggu, 28 Juni 2015

Al-Qodr (11 Ramadhan 1436H) by: Azhari M F

Assalamualaikum semuanyaa
SURAH AL-QADR

“KEAGUNGAN”

ุจِِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…ِ
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Kekuasaan yang menciptakan semua sistem penciptaan telah membuat sistem-sistem itu sesuai dengan ukurannya, yakni, qadr yang membawa semua manifestasi penciptaan kepada qadha'-nya, dan keputusan akhir. Dalam surah ini kita diperlihatkan sekilas pada aspek makna qadha' wa qadr (kada dan kadar).

Qada' berarti 'nasib, takdir, keputusan, keadilan, ketetapan', dan 'yang telah disahkan'. Meskipun qadar berarti 'ukuran, ketetapan', namun ia juga berarti 'takdir' karena berbagai hal membentang dan berkembang sesuai dengan ukurannya. Keputusan atau ketetapan akhir dari setiap hal yang diciptakan mengikuti ukuran (qadr) yang diberikan padanya, karena kalau tidak maka akan kacau-balau. Ukuran-ukuran ini bisa berfluktuasi dan berjalinan di dalam batas-batas tertentu, tapi mesti ada suatu ukuran agar manusia dapat mengenal batas-batas dan mendapatkan pengetahuan tentang dunia.

ุฅِู†َّุง ุฃَู†ุฒَู„ْู†َุงู‡ُ ูِูŠ ู„َูŠْู„َุฉِ ุงู„ْู‚َุฏْุฑِ
1. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada Malam Lailatul Qadr.

Laylat al-Qadr adalah Malam Kekuasaan, atau Malam Ketetapan. Pengetahuan tentang apa yang tertulis diturunkan pada Malam Kekuasaan dan diberitahukan kepada Nabi Muhammad. Dengan demikian malam itu adalah malam ketika Nabi diberi pengetahuan, malam ketika lembaran tersembunyi dibukakan kepadanya.

ูˆَู…َุง ุฃَุฏْุฑَุงูƒَ ู…َุง ู„َูŠْู„َุฉُ ุงู„ْู‚َุฏْุฑِ
2. Dan apakah yang membuat engkau tahu apa itu malam Lailatul Qadr?

Bila pertanyaan seperti ini muncul dalam Alquran, maka tujuannya adalah mengagungkan apa yang sedang dijelaskan. Dalam hal ini, pertanyaan tersebut mengangungkan malam saat terjadinya peristiwa Laylat al-Qadr. Setiap orang berpeluang untuk menjumpai Laylat al-Qadr. Kesadaran terhadap potensi kita yang paling utuh terjadi pada malam qadr kita. Terjadi pada saat kita melihat Kekuasaan di balik kekuasaan dalam penciptaan, atau kekuasaan dari Yang Kuasa, yakni Allah, dan kita mengalami kekuasaan pengetahuan batin. Malam Qadr terjadi sesuai dengan kapasitas masing-masing orang.

'Malam Ketetapan' adalah malam penyingkapan pada saat hati terbuka, pada saat lembaran di dalam hati manusia dibukakan, pada saat pengakuan langsung bahwa yang ada hanyalah Allah, dan bahwa segala sesuatu menerima penciptaan ini dari kekuasaan tunggal tersebut, semuanya dialami. Lembaran ini tidak memuat informasi yang lengkap-sempurna: ia berisi pengetahuan langsung.

Alkisah, Imam Ghazali mengadakan perjalanan jauh dengan membawa semua kitabnya. Tiba-tiba seorang perampok menghadangnya, lalu sang Imam menyuruh si perampok untuk mengambil apa yang disukainya tapi memohon agar tidak mengambil bagal yang memuat kitab-kitabnya. Namun dengan amat-sangat menyesal si perampok berkata, "Tapi itulah sesungguhnya yang aku inginkan', lalu ia mencuri semua kitabnya. Sembilan atau sepuiuh tahun kemudian, Imam Ghazali bertemu lagi dengan orang itu dan bertanya kepada Imam, 'Anda ingat saya?' Imam menggeleng tidak ingat. Lalu orang itu berkata, 'Aku adalah orang yang menolong Anda dengan mengambil semua kitabmu. Akulah yang menyebabkan Anda mendapat pengetahuan sejati. Ketika semua informasi yang sedang Anda bawa diambil dari Anda, Anda mencapai pengetahuan!'

ู„َูŠْู„َุฉُ ุงู„ْู‚َุฏْุฑِ ุฎَูŠْุฑٌ ู…ِّู†ْ ุฃَู„ْูِ ุดَู‡ْุฑٍ
3. Malam Ketetapan itu lebih baik dari seribu bulan.

Orang Arab sering menggunakan angka tujuh, tujuh puluh atau seribu, atau kelipatan dari angka-angka itu, untuk menunjukkan suatu jumlah yang besar. Di sini alf (seribu) berarti 'suatu jumlah yang sangat banyak'. Jika kita tiba-tiba memahami sesuatu, kita menyadari bahwa satu hari pada saat mana kita tersadarkan adalah lebih baik dari beberapa tahun kebodohan. Dalam tenggang waktu sepuluh tahun kita bisa mengingat dua atau tiga hari yang sifatnya genting, yang mengandung saat-saat yang mengubah keseluruhan jalan hidup kita dan cara kita melihat berbagai hal. Hari-hari itu lebih berarti bagi kita dibanding seribu bulan.
Hadis menceritakan bahwa Nabi pernah melihat sebuah bayangan, sosok menyerupai kera yang berkhotbah dari mimbar beliau di Madinah, dan konon melalui tanda ini beliau meramalkan bahwa tak lebih dari satu generasi sepeninggalnya, selama seribu bulan, para pemimpin yang tak layak akan menyesatkan ummah (komunitas muslim).

ุชَู†َุฒَّู„ُ ุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉُ ูˆَุงู„ุฑُّูˆุญُ ูِูŠู‡َุง ุจِุฅِุฐْู†ِ ุฑَุจِّู‡ِู… ู…ِّู† ูƒُู„ِّ ุฃَู…ْุฑٍ
4. Para malaikat dan roh turun di dalamnya atas izin Tuhan mereka, untuk menjalankan semua perintah.

Ruhh artinya 'roh, jiwa'. la berhubungan dengan rih, yang berarti 'angin'. Rahab, yang berarti 'kesenangan, kesentosaan atau kemudahan' juga berasal dari akar yang sama, sebagaimana kata ra’ihah, yang berarti 'parfum' dan mirwahah, yang berarti 'kipas'. Pengertiannya di sini adalah bahwa roh itu seperti angin, sehalus angin sepoi-sepoi. Roh ditiupkan ke dalam tubuh dan kemudian didup keluar tubuh. Laksana angin, kehalusannya diimbangi oleh kekuatannya. Dikatakan dalam Alquran, "Mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: 'roh adalah salah satu dari perintah Tuhanku'" (Q.S. 17:85).

Pada Malam Kekuasaan itu, Yang Mahakuasa, Tuhan Yang Mahakuat menebarkan rahmat ilmu pengetahuan-Nya dan membukakan pintu-pintu langit, dan daya serta kekuatan malaikat memenuhi kewajiban mereka untuk dengan murah hati membawakan pesan dan pengetahuan tauhid serta perintah dan pengawasan Tuhan.

ุณَู„َุงู…ٌ ู‡ِูŠَ ุญَุชَّู‰ ู…َุทْู„َุนِ ุงู„ْูَุฌْุฑِ
5. Damai! Sampai terbitnya fajar.

Dari pengetahuan bahwa semua penciptaan terjadi sesuai dengan ukurannya dan sedang bergerak ke arah takdir sesuai dengan ukuran itu, muncullah kepastian damai. Kepastian batin ini, yang menerangi semua kemungkinan manifestasi lahiriah, mendatangkan keseimbangan dan kesesuaian yang memberikan kesadaran yang penuh harmoni dan kesatuan. Makna damai tersebut, yakni buah dari pengetahuan, karena sudah menjadi sifatnya maka bersemayam dalam setiap hati. Untuk menggali benih maka hati harus disucikan dan dibuka. Pencari pengetahuan tentang Allah menghabiskan hari-hari gelap malamnya dengan berjaga menantikan datangnya pembukaan, dan bila hal itu terjadi maka bagaikan pecahnya fajar.

Fajr berarti 'subuh, cahaya pertama pagi hari'. Fajara, akar dari fajr, berarti 'merobek, membuka, meletus'. Keadaan hati orang yang berpengetahuan tersembunyi dalam gelapnya malam tapi secara batiniah bersinar. Secara lahiriah berada dalam kegelapan tapi diterangi oleh cahaya batin, secara lahiriah diam tapi secara batiniah aktif dan dinamis di lautan pengetahuan. Sebagian besar kerja rohani dilakukan dari larut malam hingga fajar, saat paling minimal dalam aktivitas fisik atau lahir dan karena itu kemungkinan untuk aktivitas batinnya maksimum. Akar dari segala sesuatu terletak dalam kebalikannya. Akar dari bunga bakung yang paling indah, lembut, putih, dan sangat menarik terletak di dalam lumpur, begitu pula akar dari aktivitas batin yang maksimal terletak pada keberdiaman batin.

Sekian dari saya kurang dan lebihnya mohon maaf,,wassalamualaikum wr.wb ๐Ÿ˜ƒ๐Ÿ˜

sumber: http://www.al-shia.org/html/id/quran/tafsir/juz30/097.htm
 created by: Azhari Maghfirah Fauzia (Azra.fanha@yahoo.com/085221442345)

Sabtu, 27 Juni 2015

Al-Bayyinah (10 Ramadhan 1463H) by: N Fajri A

  Kenapa umat saat ini terpecah belah? Ini terjadi di kaum Yahudi dan Nashrani di masa silam. Umat Islam pun berpecah belah karena ajaran mereka yang tidak mau bersesuaian dengan ajaran Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam– dan para sahabat. Tetapi masing-masing mementingkan ego golongannya. Mereka kedepankan pendapat kelompok atau madzhabnya dibandingkan mengedepankan ajaran Rasul. Itulah sebab utama terpecah belahnya umat saat ini. Kita dapat mengambil pelajaran ini dari tafsir surat Al Bayyinah yang dibahas kali ini.
 
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu

Ikhwah fillah yang selalu dalam lindungan Allah SWT . Yang saya sayangi dan saya cintai karena Allah . Pada malam ini sebagai mana jadwal para petinggiAngkatan kita telah menjadwalkan kultum untuk kegiatan kita . Untuk senantiasa menjalankan fasilitas grub untuk menjadi lebih bermanfaat . Dan tidak mengacu pada ucapan atau kegiatan yang menjadi sia sia atau yang tidak ada manfaatnya bagi kita semua .
Sebagai mana yang telah di jadwal , saya akan membahas tafsiran dari surah al bayyinnah .
   Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: “Rasulullah saw. Bersabda kepada Ubay binKa’ab: “Sesungguhnya Allah menyuruhku untuk membacakan kepadamu, “lam yakunilladziinakafaruu min aHlil kitaabi”. Ubay bertanya: ‘Dia menyebut namaku kepdamu?’ Beliau menjawab: ‘Ya.’ Maka Ubay pun menangis.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i.“1. orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, 2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran), 3. di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus. 4. dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. 5.Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah: 1-5)Yang dimaksud ayat diatas tentang Ahli kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dan yang dimaksud dengan orang-orang musyrik adalah para penyembah berhala dan api, baik dari masyarakat Arab maupun non Arab. Mujahid mengatakan bahwamereka tidak akan berhenti sehingga kebenaran tampak jelas di hadapan mereka.(“Sehingga dating kepada mereka bukti yang nyata.”) yaitu al-Qur’an ini. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: (“Orang-orang kafir, yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik [mengatakan bahwamereka] tidak akan meninggalkan [agamanya] sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata”) kemudian Allah Ta’ala menafsirkan bukti tersebut melalui firman-Nya: (“Yaitu seorang Rasul dari Allah yang membacakan lembaran yang disucikan [al-Qur’an]”) yakni Muhammad saw. Dan al-Qur’an yang beliau bacakan, yang sudah tertulis di Mala-ul A’la di dalam lembaran-lembaran yang disucikan.Dan firman Allah Ta’ala: (“Di dalamnya terdapat [isi] Kitab-kitab yang lurus.”)Ibnu Jarir mengatakan: “Yakni di dalam lembaran-lembaran yang disucikan itu terdapat kandungan Kitab-kitab dari Allah yang sangat tegak, adil, dan lurus, tanpa adanya kesalahan sedikitpun, karena ia berasal dari Allah.(“Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan al-Kitab [kepada mereka] melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.”) yang demikian itu seperti firman Allah yang lainnya: (“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (Ali ‘Imraan: 105). Yang dimaksud dengan haltersebut adalah orang-orang yang menerima kitab-kitab yang diturunkan kepada umat-umat sebelum kita, dimana setelah Allah memberikan hujjah dan bukti kepada mereka, mereka malah berpecah-belah dan berselisih mengenai apa yang dikehendakiAllah dari kitab-kitab mereka. Mereka mengalami banyak perselisihan.Dan itu juga terjadi di aga ma islam , yahudi dan nasrani tidak senang dengan apa yang ada di alquran tentang kebenarannya , hingga mereka memecah belah islam dengan menciptakan aliran baru atau agamaru di islam , hingga sampai sekarang selalu terjadi perselisihan atau aliran sesatseperti amhadiyah dan syiah , danjuga masih banyaklainnya , seperti NU sudah mulai di rusak oleh syiah ,bisa dilihat dari tokoh terkemuka nya PBNU.(“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikanketaatan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama.”)hunafaa-a (“Yang lurus”) yakni yang melepaskan kemusyrikan menuju pada tauhid. Dan pembahasan tentang kata hanif ini telah diberikan sebelumnya dalam surat al-An’am. (“Dan supaya mereka mendirikan shalat.”) yang merupakan ibadah jasmani yang paling mulia. (“Dan menunaikan zakat.”) yaitu berbuat baik kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. (“Dan yang demikian itulah agama yang lurus.”) yakni agama yang berdiri tegak lagi adil, atau umat yang lurus dan tidak menyimpang. Dan banyak imam, asy-Syafi’i yang menggunakan ayat mulia ini sebagai dalil bahwa amal perbuatan itu termasuk dalam keimanan.
   Sampai Datang Bayyinah (Penjelasan)Ada ulama yang menafsirkan bayyinah dalam ayat pertama dengan Al Qur’an. Namun kita bisa menafsirkan pula dengan melihat kelanjutan ayat,ู„َู…ْ ูŠَูƒُู†ِ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูƒَูَุฑُูˆุง ู…ِู†ْ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ْูƒِุชَุงุจِ ูˆَุงู„ْู…ُุดْุฑِูƒِูŠู†َ ู…ُู†ْูَูƒِّูŠู†َ ุญَุชَّู‰ ุชَุฃْุชِูŠَู‡ُู…ُ ุงู„ْุจَูŠِّู†َุฉُ (1) ุฑَุณُูˆู„ٌ ู…ِู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ูŠَุชْู„ُูˆ ุตُุญُูًุง ู…ُุทَู‡َّุฑَุฉً (2)“(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (AlQuran).” Yang dimaksud Rasul dari Allah adalah Nabi kita Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Lalu yang dibaca adalah Al Qur’an Al ‘Azhim. Mengenai kitab tersebut disebutkan dalam ayat lainnya,ูِูŠ ุตُุญُูٍ ู…ُูƒَุฑَّู…َุฉٍ (13) ู…َุฑْูُูˆุนَุฉٍ ู…ُุทَู‡َّุฑَุฉٍ (14) ุจِุฃَูŠْุฏِูŠ ุณَูَุฑَุฉٍ (15) ูƒِุฑَุงู…ٍ ุจَุฑَุฑَุฉٍ (16)“Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti.” (QS. ‘Abasa: 13-16).Kitab tersebut juga lurus sebagaimana disebut dalam ayat,ูِูŠู‡َุง ูƒُุชُุจٌ ู‚َูŠِّู…َุฉٌ“Di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.” Ibnu Juraij berkata, “Kitab tersebut disucikan dan bersifat lurus, tidak mengandung kesalahan karena kitab tersebut dari sisi Allah.” Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 623.Qotadah sampai-sampai mengatakan, “Itulah penyebutan yang sangat baik pada Al Qur’an. Juga itulah sanjungan yang sangat tinggi padanya.” (Idem, 7: 624).Umat Berpecah BelahSelanjutnya disebutkan dalam ayat,ูˆَู…َุง ุชَูَุฑَّู‚َ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฃُูˆุชُูˆุง ุงู„ْูƒِุชَุงุจَ ุฅِู„َّุง ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِ ู…َุง ุฌَุงุกَุชْู‡ُู…ُ ุงู„ْุจَูŠِّู†َุฉُ“Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.”Ayat di atas seperti firman Allah lainnya,ูˆَู„َุง ุชَูƒُูˆู†ُูˆุง ูƒَุงู„َّุฐِูŠู†َ ุชَูَุฑَّู‚ُูˆุง ูˆَุงุฎْุชَู„َูُูˆุง ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِ ู…َุง ุฌَุงุกَู‡ُู…ُ ุงู„ْุจَูŠِّู†َุงุชُ ูˆَุฃُูˆู„َุฆِูƒَ ู„َู‡ُู…ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุนَุธِูŠู…ٌ“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yangbercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (QS. Ali Imran: 105).Ibnu Katsir menjelaskan, “Umat terdahulu yang diturunkan kitab menjadi berpecah belah setelah diturunkan hujjah dan penjelasan. Akhirnya mereka terpecah menjadi beberapa golongan. Sebagaimanadisebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari berbagai jalan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,ุฅู† ุงู„ูŠู‡ูˆุฏ ุงุฎุชู„ููˆุง ุนู„ู‰ ุฅุญุฏู‰ ูˆุณุจุนูŠู† ูุฑู‚ุฉ، ูˆุฅู† ุงู„ู†ุตุงุฑู‰ ุงุฎุชู„ููˆุง ุนู„ู‰ ุงุซู†ุชูŠู† ูˆุณุจุนูŠู†ูุฑู‚ุฉ ูˆุณุชูุชุฑู‚ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ุฉ ุนู„ู‰ ุซู„ุงุซ ูˆุณุจุนูŠู† ูุฑู‚ุฉ، ูƒู„ู‡ุง ููŠ ุงู„ู†ุงุฑ ุฅู„ุง ูˆุงุญุฏุฉ”. ู‚ุงู„ูˆุง: ู…ู† ู‡ู… ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡؟ ู‚ุงู„: “ู…ุง ุฃู†ุง ุนู„ูŠู‡ ูˆุฃุตุญุงุจูŠ”“Sesungguhnya orang Yahudi terpecah menjaid 71 golongan. Adapun Nashrani terpecah menjadi 72 golongan. Sedangkan umat ini terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu golongan.” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” “Golongan yang mengikuti ajaranku dan para sahabatku“, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[1] (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 623)
   6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. 7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnyasungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (al-Bayyinah: 6-8)Allah SWT mengabarkan tentang tempat kembali orang-orang jahad dari orang-orang kafir Ahlul Kitab dan juga orang-orang musyrik , mereka di tempat yang sepantas pantasnya Neraka jahanam. (“Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”) yakni seburuk-buruk makhluk yang diciptakan dan diadakan oleh Allah. Kemudian Allah SWT menceritakan tentang keadaan orang-orang yang berbuat baik, yaitu yang beriman dengan sepenuh hati dan mengerjakan amal shalih dengan badan mereka bahwa mereka adalah sebaik-baik makhluk.Abu Hurairah dan sejumlah ulama telah menjadikan ayat ini sebagai dalil pengutamaan orang-orang mukmin atas para malaikat. Hal ini didasarkan pada firman-Nya: (“Mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.”) kemudian Allah SWT berfirman: (“Balasanmereka di sisi Rabb mereka.”) yakni pada hari kiamat kelak: (“Adalah surga ‘Adn yang mengalir di bahwahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnyaselama-lamanya.”) yakni tidak akan pernah terputusdan tidak juga berakhir. (“Allah ridla terhadap mereka dan merekapun ridla kepada-Nya.”) dan posisi keridlaan-Nya atas mereka lebih tinggi daripada berbagai kenikmatan yang diberikan kepada mereka. Wa radluu ‘anHu (“Dan merekapun ridla kepada-Nya.”) dari apa yang telah Dia berikan kepada mereka berupa anugerah yang sangat luas.(“Yang demikian itu adalah [balasan] bagi orang yang takut kepada Rabb-nya.”) yakni balasan ini akan diberikan kepada orang-orang yang takut dan bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa serta beribadah kepada-Nya seakan-akan dia melihat-Nya, dian Dia juga mengetahui kalau memang dia tidak melihat-Nya, maka sesungguhnyaDia melihatnya.Solusinya …Ini berarti umat terus berpecah belah karena mereka tidak mengikuti ajaran Rasul dan para sahabatnya. Seandainya ajaran Para sahabat nabi ini yang dipegang, pasti akan bersatu dan tidak bergolong-golongan seperti saat ini. Cobalah kita pintar mengambil ibroh dari umat di masa silam yang mudah terpecah belah karena enggan mengikuti kebenaran.Hanya Allah yang memberi taufik.

   Sekian dari saya , wallahu alam kebenaran hanya milik Allah SWT , jika ada dalah itu berarti dari saya sendiri . Mohon maaf bila ada kesalahan . Wassalamualaikum wr wb.

Sumber: Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H.Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Iyad bin ‘Abdul Lathif bin Ibrahim Al Qomisi, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1432 H.Majmu’atul Fatawa, Syaikhul Islam Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyyah Al Harroni, terbitan Darul Wafa dan Dar Ibnu Hazm, cetakan keempat, tahun 1432 H, dan rumaysha.com

created by: Nurul Fajri Attaslimi (Fajriancur@gmail.com/089624742612)

Jumat, 26 Juni 2015

Al-Zalzalah (9 Ramadhan 1436H) by: Tsabit A.H

Segala puji bagi Allah yang Maha Berkuasa dan Maha Perkasa. Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad yang merupakan hamba pilihan-Nya, shalawat dan salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabat-sahabatnya yang merupakan sosok-sosok pilihan dan tak lupa kepada kita selaku umatnya yang patuh dan taat atas perintahnya.
Saat bumi berguncang dan saat itu bumi mengeluarkan apa yang dikandungnya. Itulah di antara kejadian pada hari kiamat yang akan kita telaah pada tafsir surat Al Zalzalah kali ini. Tafsir Al Zalzalah Surah Az Zilzaal (Kegoncangan).

Surah ke-99. dan trmasuk surat madaniyah.

Ayat 1-8: Goncangan dahsyat hari Kiamat dan bahwa setiap amal manusia akan dihisab meskipun kecil.

1.Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,
penjelasan : Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang hal yang akan terjadi pada hari Kiamat, yaitu bahwa bumi akan diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat sehingga bangunan-bangunan di atasnya runtuh semua. Demikian pula gunung-gunung dan perbukitan akan diratakan sehingga menjadi datar sama sekali.
2.Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya
penjelasan : Yaitu perbendaharaannya dan orang-orang yang telah mati yang dikubur di dalamnya. Semua itu akan dimuntahkan ke atasnya.
3.Dan, manusia bertanya"apa yang terjadi pada bumi ini? "
penjelasan : Yaitu orang yang kafir kepada kebangkitan.
4.Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya penjelasan : Yakni memberitakan apa yang dikerjakan di atasnya; kebaikan atau keburukan. Syaikh As Sa’diy berkata, “Bumi akan bersaksi terhadap orang-orang yang beramal tentang apa yang mereka kerjakan di atasnya, baik atau buruk, karena bumi termasuk para saksi terhadap hamba tentang amal yang mereka kerjakan.” Hal itu, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan bumi untuk memberitahukan apa yang dikerjakan di atasnya, maka ia tidak mendurhakai
5. karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya.
Maksudnya, pada hari itu manusia tampil di padang mahsyar ketika Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberikan keputusan di antara mereka dengan keadaan yang berbeda-beda; ada yang berbahagia dan ada yang celaka. Ada yang yang diperintahkan ke surga dan ada yang diperintahkan ke neraka. Ada yang putih mukanya dan ada pula yang hitam dan sebagainya.
6. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok(ada yg beruntung dan ada yang celaka), untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) perbuatannya,

7. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

8. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
penjelasan : -Yakni seukuran semut yang kecil. Jika amal seukuran itu saja diperlihatkan, lalu bagaimana dengan amal yang lebih besar dari itu? Tentu lebih diperlihatkan lagi. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Pada hari ketika setiap diri mendapatkan segala kebajikan dihadapkan kepadanya, begitu (pula) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” (Terj. Ali Imran: 30)
-Dalam ayat di atas terdapat targhib (dorongan) untuk mengerjakan kebaikan meskipun kecil, dan tarhib (penakut-nakutan) tehadap perbuatan buruk meskipun ringan.

Selesai tafsir surah Az Zalzalah dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalmiin. Wasalammuaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Ketinggalan maaf kalo ada yg salah ya guys mungkin ada yg menambahkan?(hubungi CP)

Created by: Tsabit Abdi Haqqi (abdihaqqi@gmail.com/085780056423)

Sumber:-http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-zalzalah.html?m=1

Kamis, 25 Juni 2015

Al-'Adiyaat ( 8 Ramadhan 1436H ) by: R Putri

Assalamualaikum manteman, selamat siang. Smoga masih tetap semangat ya puasanya :D. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Disiang hari ini saya akan memberikan tafsir dari surat Al-Adiyaat.
Surat Al-adiyaat terdiri dari 11 yat, surat ini adalah surat ke 100 dari 114 surat. Dan termasuk surat makiyyah.
Sebelumnya yuk kita cek, sebab mengapa diturunkannya surat Al-adiyaat : “Asbab Nuzul: Al-Quthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam mengutus pasukan kuda yang dipimpin Al-Mundzir bin Al-Amru Al-Anshari kepada suku Kinanah, akan tetapi setelah beberapa lama pasukan tersebut tidak ada kabar beritanya. Kemudian orang-orang munafik menyebarkan isu bahwa mereka terbunuh semuanya, maka turunlah ayat ini yang memberitahukan bahwa pasukan muslimin dalamkeadaan selamat dan sedang menyerang musuh.
Oke.. sekarang kita masuk ketafsiran suratnya yuuu.. (gambar 3 orng menari, kebayang kan betapa bahagianya pemateri kita hari ini, paut di contoh !! –penulis-)
·         Ayat (1) “wal ‘aadiyaa tidhobha” –demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah.-
“kata Al-‘adiyaat berasal dari ‘ada-ya’du yang berarti jauh dan melampaui batas. Dari sini akan diketahui makna-makna yang lain misalkan: ‘aduwun berarti musuh, karena orang yang bermusuhan itu berjauhan hatinya. Begitu juga al ‘udwah (penyerangan yang melampaui batas), karena orang yang melakukan penyerangan telah jauh dari kebenaran dan perbuatannya telah melampaui batas yang telah ditetapkan syari’at. Maka kata (wal ‘adiyat) pada ayat diatas bisa diartikan (demi sesuatu yang berlari kencang) karena dengan lari yang kencang, dia akan menempuh jarak yang jauh dengan cara yang cepat. Yang berlari kencang pada ayat ini adalah kuda perang disaat menyerang pasukan musuh, sebagamana disebutkan dalam asbab nuzul. Adapun makna (dhobha) adalah suara yang keluar dari kuda disaat dia sedang berlari kencang.sehingga diartikan (demi kuda yang berlari kencang dengan terengah-engah) atau dengan suara meringkik, karena kuda ketika dia berlari kencang dia kadang meringkik.
“selesai baca kita lanjut ke ayat berikutnya” (narrator: rosy pun kembali mengetik)
·         Ayat (2) “fal muuriyaa tiqodhaa” –dan kuda yang menceletukkan api dengan pukulan (kuku kakinya).-
“kata (al-muriyat)artinya menyalakan api (fire pict). Sedangkan kata (Qadha) arinya mengeluarkan. Maksudnya adalah hentakan sepatu kuda yang mengenai batu-batuan dengan kecepatan yang tinggi sehingga memercikkan api.
·         Ayat (3) “fal mughiiro tishubha”-dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba diwaktu pagi (sun pict)
“al-mughiroh berasal dri kata aghara yang berarti menyerang dengan cepat, tiba-tib, dan mendadak. Sedngkan (shubha), yaitu pada waktu subuh atau pada waktu pagi. Sehingga ayat tersebut bisa diartikan penyerbuaan tentara kaum muslimin yang enggunakan kuda-kuda pada waktu pagi.
Berkata Qurtubi dlam tafsirnya: “ kaum muslim jika hendak menyerang musuh, mereka berjalan pada malam hari, kemudian menyerang musuh pada pagi hari, karena pada waktu itu paramusuh sedang lengah.
Ada sedikit kisah.. “pada peperangan zaman dahulu, khusus sebelum ada listrik, yang paling efektif adalah melakukan penyerangan pada waktu pagi hari. Karena pada malam harinya, biasanya pasukan musuh istirahat dan mereka belum mempersiapkan diri dengan sempurna. Ketika dilakukan penyerangan secara cepat, mendadak dan tiba-tiba, biasanya pasukan musuh akan mengalami kekalahan. Inilah yang pernah dilakukan Rasulullah ketika hendak menyerbu sebuah desa, jika tidak terdengar adzan shubuh, beliau langsung melakukan penyerangan secara cepat dan tiba-tiba.”
Lanjut lagi nyoookkk..
·         Ayat (4) “fa atsarna bihi naq’aa”-maka (kuda-kuda tersebut) menerbangkan debu ditempat penyerbuan.-
“artinya dengan serangan yang begitu cepat dan mendadak pada pagi hari telah mampu menerbangkan debu dimana-man. Dan ini menunjukkan betapa dahsyat penyerangan tersebut.”
·         Ayat (5) “fawasathna bihi jam’aa” –dan menyerbu ketengah-tengah perkumpulan musuh-
Nah.. diayat 6 sampe seterusnya, Allah menjelaskan bagaimana keadaan manusai di dunia ini sangat lalai dan lengah (emot ZZzz). Selengkapnya yuk mari simak (2 boneka orng Kalimantan).
·         Ayat (6) “innal insaana lirobbihi lakanud” –sesungghnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterimakasih pada tuhannya.
“mulai ayat 6 ini dan selanjutnya, Allah menerangkan bagaimana keadaan manusia di dunia iini dangat lalai dan lengah. Dia tidak menyadari bahwa kematian akan menjemput secara mendadak dan tiba-tiba. Manusia jika tidak mempersiapkan diri sejak awal untuk menghadapi kematian dengan keimanan dan amal shaleh, maka dia akan binasa ketika kematian menjemputnya dan dia akan mendapatkan siksaan yang pedih pada hari kiamat. Ayat diatas menjelaskan bahwa satu sifat manusia yang menyebabkan kebinasaan adalah ingkar terhadap Rabb-nya, tidak mau mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Kata (al-kanuud) berasal dari kata ‘kanada’ yang berarti putus. Sehingga bisa diartikan memutuskan hubungan, memutuskan nikmat dan bantuan kepada orang lain, atau sering disebut dengan bakhil atau kikir. Orang yang bakhil adalah orng yang tidak pandai berterimakasih dan tidak pandai mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Sifat ini disebutkan oleh Allah didalam surat lain dengan istila –halu’a- “innal insaana huliqo haluu’a idzaa massahusy syarru jazuu’aa, wa idzaa massahu khoiru manuu’aa” –sesungguhnya manusia diciptkan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (Qs Al-ma’arij: 19-21). Al-kanud juga berarti tandus atau kering. Dikatakan “al-ardu al-kanus” yaitu bumi yang tandus dan kering tidak ada tumbuh-tumbuhannya, bumi ini menolak air dan tidak bisa meresapnya. Artinya manusia ini mempunyai sifat al-kanud, yaitu ketika mendapat rizki dari Allah, menolak untuk mensyukurinya dan menolak untuk membrikannya kepada orang lain yang membutuhkannya. Oleh karenanya, Ibnu Abbas menyatakan bahwa al-insaan (manusia) dalam ayat ini maksudnya adalah orang kafir. Bisa berarti kafir kepada Allah, dengan menahannya dan tidak memberikannya kepada yang berhak.”
·         Ayat (7) “wainnahu ‘ala dzalika lasyahiid” –dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri ) keingkarannya.-
“ayat diatas mengandung dua makna, makna pertama: bahwa manusia menyaksikan sendiri keingkarannya kepada Allah, yaitu menutupi nikmat Allah dan tidak mensyukurinya. Dan ini terlihat didalam sikap dan perbuatannya sendiri. Bahwa orang yng bakhil adalah orang yang mengingkari nikmt Allah dan tidak menampakkannya (didepan manusia), tidak terlihat dalam makanannya, dan tidak pula didalam pakaiannya, dan tidak pula didalam pemberian dan pengorbanannya.”
·         Ayat (8)”waa innahu lihubbil khoiri lasyadiid” –dan sesungguhnya dia sangat bakhil karna cintanya kepada harta.-
“Al-khoir pada ayat diatas diartikan harta. Ini sesuai dengan firman Allah: “kutiba ‘alaikum idzaa hadhoro ahadakumul mautu in taraka khoirul walidaini wal akrobiina bil ma’ruuf, haqqon ‘alal muttaqiin” –diwajibkan atas kamu, apabila seseorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyakberwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Qs Al-Baqoroh: 180).
Ini dikuatkan dengan firman Allah ta’ala : “faqola innii ahbabtu hubbal khoiri ‘an dikri rabbi hatta tawaarot bil hijaab” –maka ia berkata; ‘sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan”. (Qs Shaad: 32)”
·         Ayat (9) “afalaa ya’lamu idzaa bu’tsiromaa filqubuur” –maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada didalam kubur.-
“kata (bu’tsiro) artinya membolak-balikkan, yang di atas diletakkan di bawah dan yang di bawah diletakkan di atas. Maksud ayat di atas sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir adalah apakah manusia tersebut tidak mengetahui bahwa orang-orang yang mati didalam kuburan mereka akan dibangkitkan?
·         Ayat (10) “wa hushshila ma fish shuduur” –dan dinampakkan apa yang ada didalam dada.-
“Kata (hushshila)diartikan: dipisahkan yang baik dan yang buruk. Hushshila juga bisa diartikan: dinampakkan apa yang mereka sembunyikan di dunia. Berkata Ibnu Abbas :”dinampakkan sesuatu yang mereka rahsiakan dalam hati mereka”
·         Ayat (11) “inna Rabbahum bihim yaumaidzil lakhobiir” –sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.-
“yang Allah megetahui keadaan yang telah mereka kerjakan dan akan mendapatkan balasan yang setimpal, dan tidaklah Dia medzholimi hamba-hamba-Nya sedikitpun.”
 Surat ini masih berbicara tentang keimanan kepada hari akhir, sebagaimana dalam surat Al-Qori’ah, dibicarakan tentang kuburan dan kematian sebagaimana didalam surat at-takatsur. Berbicara tentang hari pembalasan sebagaimana surat Al-humazah. Tujuannya agar keimanan ini bisa mencegah manusia dari perbuatan jahat, lupa diri, dan terlalu mencintai dunia.
Perbedaan surat ini dengan yang lainnya, bahwa dalam surat ini digambarkan tentang pasukan kuda yang menyerang secara mendadak. Hal itu untuk mengingatkan kepada manusia ini agar mensyukuri nikmat Allah dan jangan terlalu mencintai dunia yang fana ini, karena kematian yang menyergapnya secara tiba-tiba sebagaimna pasukan kuda yang menyerang musuhnya secara tiba-tiba. Surat ini jug menggambarkan bagaimana orang-orang yang mati dalam kuburan akan dibangkitkan kembali untuk mempertnggung jawabkan perbuatannya selama di dunia ini, barang siapa yang berbuat baik maka akan dibalas dengan setimpal sebaliknya yang berbuat buruk akan dibalas dengan setimpal juga, dan Allah tidak akan mendzholimi hamba-hambaNya sedikitpun, karena Dia mengetahui apa yang dikerjakan manusia selamaberada di dunia. Syaikh AsSa’di rahimahullah berkata, “ Allah mengetahui perbuatan hamba yang lahir dan batin, yang Nampak maupun yang tersembunyi. Allah pun akan membalas perbuatan tersebut. Pengetahuan Allah disini dimaksudkan untuk keadaan pada hari kiamat. Padahal Allah memiliki sifat mengetahui setiap saat karena yang dimaksud pengetahuan Allah disini adalah balasan Allah terhadap amalan hamba. Balasan ini karena Allah mengetahui apa yang manusia perbuat. “hanya Allah yang member taufik” Wallahu A’lam.
Terimakasih teman-teman atas kehadirannyaa.. maaf bila ada kekurangan dari saya (pemateri dan penulis). Billahi taufiq wal hidayah.. wassalamualaikum kawannsss (emot: orang kabur naik speda)
Sumber :
v  Tafsir Al-Karimir Rahman fii tafsir kalamil manna
v  Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di terbitan muassasah Ar-Risalah cetakan pertama tahun 1423H.
v  Tafsir AL-Quran Al ‘azhim, ibnu katsir, terbitan dari Ibnul Jauzi, cetakan pertma, tahun 1431 H.-7
v  HArtiketRumaysho.com
v  www.ahmadzein.com~PUSKAFI(pusat kajian fikih &ilmu” keislaman)
created by : Rosyiana Putri (rosyianap@gmail.com/089630156945)
NB: jika ada tulisan yang ngawur contoh :  (emot, dll) itu hanya tambahan agar tidak terlalu membosankan.. enjoy it.. _salam penulis_